Potret Ketahanan Pangan Nasional: Urgensi Pemerataan Penanaman Benih Varietas Unggul Pada Tiga Komoditas Utama

KAJIAN STRATEGIS

Dewa Pambudhi

1/12/20244 min read

Sehubungan dengan kutipan diatas, bidang pangan kembali menjadi sektor pembangunan prioritas di tahun 2023, dengan beberapa program strategis yang diupayakan dalam mewujudkan kemandirian pangan. Melalui NK RAPBN 2023, Pemerintah pada tahun 2018-2022 berfokus meningkatkan kawasan/fasilitas penerapan budidaya tanaman prioritas yang diharapkan berkontribusi langsung terhadap peningkatan produktivitas tiga komoditas utama seperti padi, jagung, dan tebu. Namun, peningkatan fasilitas tersebut nyatanya belum mampu mendorong produktivitas tanaman pangan strategis nasional. Untuk itu, terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian Pemerintah dalam pelaksanaan berbagai program strategis dalam mewujudkan kemandirian pangan nasional. Salah satunya yakni varietas bibit unggul.

Pentingnya Benih Unggul dalam Mendorong Implementasi Sistem Pertanian Modern di Indonesia

Untuk mendorong implementasi sistem pertanian modern, Penggunaan benih bersertifikat unggul menjadi salah satu indikator yang berhubungan erat dengan kualitas & kuantitas produksi tanaman. Sebab, penggunaan benih varietas unggul bersertifikat, memiliki potensi hasil panen yang lebih tinggi, serta lebih adaptif terhadap kondisi dan lokalitas lahan. Namun, penggunaan benih bersertifikat unggul di Indonesia, khususnya padi, masih berada di angka 69%. Sementara penggunaan benih jagung bersertifikat sudah mencapai 75% dan 40% untuk tebu. Masih terdapat ruang untuk meningkatkan penanaman bibit unggul guna menciptakan produktivitas nasional yang optimal.

Sebagian hasil riset yang telah dilakukan di Indonesia menyimpulkan bahwa benih varietas unggul memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan produksi di masing-masing komoditas.

Untuk mempersempit ketimpangan tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah persebaran benih/varietas unggul harus diperhatikan hingga level mikro dan sistematis agar dapat menyesuaikan lokalitas seperti jenis tanah, kesuburan, topografi, dan permintaan pasar di tiap daerah, mengingat keanekaragaman kondisi. Sehingga bukan hal yang mustahil dalam jangka panjang dapat menyelesaikan ketergantungan impor pada tiga komoditas utama tersebut.

Kemudian dorongan pada petani dalam penggunaan benih bersertifikat juga dapat diimbangi dengan peningkatan kapasitas pengetahuan dan keterampilan petani di luar Jawa, misalnya, melalui pendampingan, studi banding, penyuluhan yang intensif, dan penguatan kelembagaan dan infrastruktur melalui kelompok tani.

Dorongan Bagi Pemerintah Untuk Mendorong Pengembangan dan Penanaman Bibit Unggul Secara Terstruktur Sistematis

Intervensi pemerintah secara sistematis dan masif sangat diperlukan dalam pengembangan sektor pertanian yang efektif, sehingga dalam hal ini 4 pilar fundamental yang berfokus pada hulu dan hilir industri biji dapat dilakukan untuk mewujudkan kemandirian pangan nasional.

Sejatinya, ruang kebijakan untuk meningkatkan produktivitas masih sangat terbuka lebar. Namun, penggunaan bibit unggul merupakan sebuah landasan untuk tercipta pengembangan sektor pertanian tahap lanjutan seperti; peningkatan akses petani terhadap pupuk; penggunaan alat dan mesin pertanian (mekanisasi), baik prapanen maupun pasca panen untuk menekan kehilangan hasil produksi; modifikasi cuaca untuk mitigasi dampak perubahan iklim; peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pertanian yang difokuskan pada petani muda; ekspor bibit dan pengembangan IPTEK khususnya dalam bidang pertanian.

Kesimpulan

Pentingnya sinergi komprehensif yang melibatkan pemerintah, peneliti, sektor swasta, dan petani untuk mencapai kemandirian pangan nasional. Mengacu pada kondisi saat ini pemerataan produksi, peningkatan penggunaan benih varietas unggul, dan pemahaman mendalam terhadap kondisi lokal menjadi faktor penting dalam mengatasi tantangan sektor pertanian terutama dalam hal produktivitas di Indonesia. Intervensi pemerintah secara masif dan sistematis sangatlah diperlukan untuk menjadi landasan yang kemudian hari dapat mengantarkan Indonesia menuju sektor pertanian tahap lanjutan seperti negara China yang telah mencapai swasembada pangan dan pertanian tahap lanjutan sejak 2 dekade lalu.

Sumber

  1. Badan Pusat Statistik, Survei Ubinan 2022 - Padi

  2. Badan Pusat Statistik, SurveI Ubinan 2022 - Jagung

  3. Badan Pusat Statistik, Statistik Tebu 2022

  4. Dianpratiwi Trikuntari dan Imam S Gatot, 2003. Proses Difusi Varietas Tebu Unggul Baru Secara Partisipatif. Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi. Vol. 4 No. 2.

  5. Fagi AM, Abdullah B, Kartaatmadja S. 2001. Peranan padi Indonesia dalam pengembangan padi unggul. Prosiding Budidaya Padi. Surakarta, November 2001

  6. Fan, M., J. Shen, L. Yuan, R. Jiang, X. Chen, W. J. Davies, and F. Zhang. “Improving Crop Productivity and Resource Use Efficiency to Ensure Food Security and Environmental Quality in China.” Journal of Experimental Botany 63, no. 1 (2011): 13–24. https://doi.org/10.1093/jxb/err248.

  7. Harrell, Stevan (2023). An Ecological History of Modern China. Seattle: University of Washington Press. ISBN 9780295751719.

  8. Studwell Joe. 2014. How Asia Works : Success and Failure in the World’s Most Dynamic Region. New York: Grove Press.

  9. Setimela, P.S., X. Mhike X, J.F. MacRobert, D. Muungani. 2006. Maize Hybrids and Open-Pollinated Varieties: Seed Production Strategies. In: Strategies for 27 Strengthening and Scaling up Community-based Seed Production. Setimela PS and Kosina P (eds). Mexico DF (US): CIMMYT FAO.

  10. Zakaria, Ismail. “Benih Bioteknologi Tingkatkan Produksi Jagung Nasional.” kompas.id, July 26, 2023. http://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/07/26/benih-bioteknologi-tingkatkan-produksi-jagung-nasional.

  11. “Chinese Scientists Discover How to Grow ‘seawater’ Rice.” Bloomberg.com, February 19, 2022. https://www.bloomberg.com/news/articles/2022-02-19/chinese-scientists-discover-how-to-grow-seawater-rice.

Meninjau Sejarah Swasembada Pangan China

Sekitar lima dekade lalu, Cina sempat mengalami krisis pangan akibat produktivitas tanaman tidak bisa mengimbangi laju populasi. Pemerintah merespon permasalahan tersebut dengan melakukan Green Revolution yang memprioritaskan pertanian dengan penerapan teknologi dan ilmu pengetahuan modern dalam penciptaan varietas benih unggul, multicropping, irigasi terkendali, dan pemerataan varietas unggul demi mewujudkan kemandirian pangan. Berikut singkat sejarahnya dibawah ini:

"Jika sektor pertanian mengalami kegagalan, maka tidak ada sektor lain yang mempunyai peluang untuk menjadi lebih baik" - M.S Swaminathan

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ketersediaan varietas unggul sebagai aspek pendorong produktivitas tanaman.

Urgensi Pemerataan Varietas Bibit Unggul Secara Masif

Pemerataan varietas bibit unggul dalam tiga komoditas ini sangatlah diperlukan untuk mendorong optimalnya produktivitas nasional dalam upaya mewujudkan swasembada pangan. Data statistik memperlihatkan adanya kesenjangan produktivitas padi, jagung, dan tebu antara Jawa dan luar Jawa yang cenderung persisten tiga tahun terakhir. Salah satunya pada tahun 2022, yang memperlihatkan adanya kesenjangan pada masing masing produksi tanaman sebagai berikut: